cintamu hanya seharga sepeda ontel (2)

Mentaripun bersinar dengan terangnya,kemudian dengan pisang goreng dan juga kopi yang jadi santapan pagi ini,teruslah kupandangi sepeda ontel itu,rodanya menunjukan putaran waktu yang melingkar,dengan stanknya yang bisa kukemudikan,sepertinya sepeda itu memberikan isyarat ,bahwasanya aku berkuasa terhadap diriku karena aku kemudi terhadap pikiran dan hatiku,sesuai dengan perjalanan roda waktu di dunia ini. janjiku bahwa uang itu akan kugunakan modal untuk menikahi Nur telah raib .maka sepeda ontel itulah modalku.



Akhirnya keluarlah diriku meninggalkan rumah reok itu hanya berbekal sepeda dan juga uang tabungan untuk jaga jaga jika perut lapar,dengan aliran udara oksigen yang segar kuhiruplah nafas dalam dalam hingga terasa bersyukur terhadap apa yang dipunyai ,sehingga sepertinya setiap hentakan pedal terasa ringan dan lebih cepat untuk menuju ke desa Nur yang harus kutempuh sekitar 5 jam-an



4 jam telah kukayuh sepeda hingga sangat letihnya diriku,tergerai penuh keringat dan syukur alhamdulilah pula ,aku melihat warung yang buka,sehingga dengan sesegeralah aku menuju ke warung yang sepertinya dijaga oleh ibu dengan rambutnya yang memutih.



kupesan segelas teh hangat ,sepiring nasi dan juga tempe yang hangat,sehingga tingal menunggu,pasti tidaklah lama,dan ternyata benar ,ibu itu cepat juga mensajikannya di hadapanku untuk mengisi perut dan tenagaku yang terforsir habis akibat nekad mengkayuh sepeda berjam-jam tanpa henti hingga letih.



selesai makan,suaraku yang seru bertanya biaya makan,terkalahkan kerasnya suara dari ke dua orang hitam yang berkumis tebal,dengan berkata keras

“bayar sekarang hutangnya ,jika tidak!!Hancurlah warung”

terdiam seperti menahan buih ketakutan ibu tua itu terlihat



Dengan golok dipinggang kedua lelaki yang kekar berjalan kearah ibu itu dengan wajahnya yang sangar,seperti hendak menakuti ibu tua ,langsung saja aku berlari kecil ,dengan kedua tangan , melarang mereka mempertonotonkan muka sangar dan kekarnya lengan mereka yang seolah olah sedang akan mencabut golok dari pinggangnya.

Lelaki berkulit hitam dengan kumis,dengan ukuran tubuh lebih pendek dari teman yang sebelahnya berucap galak

“kugorok ,ikut campur urusan kami’



Sambil mencabut golok dari sarung yang ada di sabuknya.Dan golok itu sedikit menempel dirambutku,seperti hendak ingin mencabut leherku”

akupun yang tidak sekekar dua pria ini merasa ketakutan ,sambil berkata dengan keras dan spontan

“ya sudahlah mas,ambil saja sepeda ontelku itu,membayar hutang ibu ini”



Mendengar kata spontan yang terucap ,langsung mereka tertawa terbahak-bahak dengan senangnya,terlepaslah cengkaraman mereka,berbahagialah mereka mendapakan sepeda ontelku,sedangkan aku hanya terdiam lesu,dan hanya sedikit kata penghibur :alhamdulilah telah keluar dari bekapan kedua orang yang kekar itu,dan aku membisu di kursi,tiba tiba terdengar ajakan suara ibu itu.



Terlihat pula ibu itu sedikit bernafas ,setelah dibekap oleh ketegangan yang memuncak

iapun berkata kepadaku

“nak ..jangan seperti itulah memberikan sepeda ontelmu untuk membayar orang yang tidak dikenal seperti ibu ini

“terlanjur bu...karena akusendiri hanya berkata spontan,takut juga melihat keganasan aksi mereka tadi”

“kuanggap sebagai hutang ibu nak..akan tetapi ibu tidak bisa membayar hutang itu sesegera mungkin,yach..untuk kau tahu saja dek,ibu pinjam dari mereka karena ibu terpaksa agar cucu ibu bisa segera menyelesaikan tugas akhirnya,tapi rentenir itu mengkali lipatkan hutang ibu yang hanya seberapa hingga berbunganya banyak sekali”

“tidak apa bu...tapi bolekah ku beristirahat sejenak diwarung ibu,karena terasa capek bu ”

“Masuklah kedalam rumah nak”

‘baik bu”sambil melangkah mengikuti jejak kaki ibu tua itu

Akupun hanya terdiam di tempat duduk sambil ditemani oleh segelas teh hangat dan juga goreng gorengan,sedang ibu itu terlihat sedang meramu bumbu-bumbu yang mungkin digunakannya untuk menu di warung ini,malam nanti

Ibu itupun memandangku,sambil memanggilku

“kesini nak”

‘Baik bu.....”



Ia memasak sambil tiba tiba mengajariku bagaimanakah caranya memasak makanan yang menurutku lezat juga.Dan Sangat telaten ibu itu mengajariku ,terus dan terus hingga sepertinya ibu itu ingin mendidikku menjadi muridnya,tanya pikirku



Mungkin inilah ilmu yang bermanfaat bagiku,karena rumahku yang ada dipinggir jalan sangat strategis untuk disulap menjadi warung makan,dan sekarang ibu ini mengajarkanku memasak,sesuatu hal yang baru lengkap dengan bumbu bumbunya,karena aku sendiri hanya bisa memasak masakan yang sedikit bumbu saja untuk kumakan sendiri.pikirku.

Waktu memasakpun terhenti ,selesai dengan menu masakan terakhir.ia pun berkata

“tahu tidak nak...bahwa ini adalah resep rahasia keuarga yang diturunkan secara turun temurun keluarga kami,yang artinya semoga telah kau pelajari dengan baik,sebagai rasa terimakasih ibu”

“sayapun mengucapkan teriimakasih bu,bu...aku ingin pamit untuk pergi ke kampung sugih waras”

“kampung itu sudah tidak ada lagi nak...dibeli untuk membuat gedung gedung perkantoran,karena letaknya sangat strategis,dulu saja ada anakku yang membuka usaha percetakannya saja harus rela untuk kesepakatan bersama antar warga,hingga terpaksa usaha percetakannya dipindah ditempat lain,dan alhasil setelah pindah ternyata gulung tikar nak,dan sekarang anakku dan istrinya jadi TKI di malaysia,sedang dua anaknya dititipkan sama ibu,yang satu sedang mampir di pamannya ,mungkin malam ini pulang,yang satu lagi sedang kuliah di jakarta’

Berita yang disampaikan ibu itu langsung membuatku syok.....



Sekarang yang ada hanya angan saja,karena selama empat tahun aku tidak pernah mampir dirumahnya ,sehingga tahu tahu ,ya sudahlah....



Mungkin suatu ketika aku akan menngetahui dimanakah ia pindah,

Ibu tua itupun berkata kembali “sudah adzan nak..sebaiknya sesegeralah untuk berwudhu ,berdoa kepada sang maha esa ,mungkin dengan hal itu dapat sedikit mengobati apa yang kau rasakan sekarang nak’



Sungkan sekali aku sholat sebenarnya,akan tetapi baiklah ku ikuti anjuran ibu itu,walau sebenarnya yang kuinginkan hanyalah menyipratkan wajahku dengan air seperti orang yang hendak berwudhu

Terpengaruh oleh buku sajak penyair yang berkata didalam buku sajaknya yang selalu kubaca hingga hafal beberapa lariknya berbunyi



Mengalir air di bumi sebagai elemen kekuatan semeta,hingga daripada merasakan tetes tetes air yang diharamkan sang pencipta,lebih baik merasakan kebeningan dan ketenagan air ,hingga air didalam tubuh akan menselaraskan diri dengan alam semesta,semestapun mendukung.

Setelah kuciprati dengan air kran yang ada di kamar mandi,akupun bertanya kepada ibu itu

“bu....”

“masuk saja nak di kamar yang pintunya yang ada gambar kucingnya”

“tapi..ini sebenarnya kamar siapa bu”tanyaku

“oh itu,dinyalakan saja cahayanya ,itu kamar anak ibu ,cantik lihat saja fotonya , sekarang sedang kuliah di jakarta,satu minggu yang lalu ia telepon katanya besok pagi akan pulang ,katannya ingin menemui teman lamanya yang ada di kampung medono ,namanya kalau tidak salah ijo, “

Terkaget bukan main aku mendengarnya,karena gambar kucing ini,dan itu nama kecilku.Dan langsunglah kubuka pintu yang kemudian kunyalakan cahaya

NUR............ 

karya : Sufi Akbar Muhamad



Comments

Post a Comment