Puisi Akhmad Muhaimin Azzet


Kaliurang Tengah Malam

ini adalah perjalanan yang kesekian kalinya
sebuah romansa jejak para pemangku kerinduan
sebab kebisingan melebihi seteru angin
gemuruh kota merangsek hingga pendakian

memang kelelahan kadangkala menyergap
dengan rayuan yang sangat bercahaya
lagi-lagi doa, semoga tergeragap
tiada tersungkur menuju telaga pulang

ini adalah perjalanan menembus dingin
agar kebeningan senantiasa terjaga
tidak sekedar sujud mengancupkan kepala
tapi kesungguhan menebar salam cinta

Bumidamai, Yogyakarta.


Menari Gelombang di Parangtritis

sungguh gerak patah ini tidakkah bisa diliatkan
sebagaimana gelombang meliuk-liuk hingga dada
walau terlalu kerap kepala gegabah mengguratkan
segala kebenaran yang sejujurnya kegetiran purba

menarilah jiwa atas gerah di meditasi yang sunyi
sekalipun, kita telah berwudlu dari segala debu
kebisingan dan rasa ingin selalu menang sendiri
lihatlah rumi di kedalaman sedang bercumbu

Bumidamai, Yogyakarta.




Biodata:
Akhmad Muhaimin Azzet, lahir pada bulan Februari di Jombang, Jawa Timur. Selain suka jalan-jalan, bersepeda, dan kuliner, juga menyukai dunia membaca dan tulis-menulis.

Comments

  1. kalau sudah di parangtritis saya sudah nyerah pak g berani mandi... takut kebawa arus

    ReplyDelete
  2. iya asal jangan nengah nengah mas :)

    ReplyDelete

Post a Comment